Berawal dari kecintaannya pada karakter fiksi seorang detektif remaja berjambul bernama Tintin, animator muda asal Indonesia bernama Rini Triyani Sugianto (31) sukses menembus kancah perfilman Hollywood. Rini yang saat ini bekerja sebagai animator di perusahaan WETA digital di Selandia Baru, ikut menggarap film “The Adventures of Tintin.“
Sebelumnya, wanita lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California ini rela meninggalkan pekerjaan dan kehidupannya di Amerika dan pindah ke Selandia Baru, setelah mendapat tawaran untuk menggarap film yang disutradarai oleh Stephen Spielberg ini.
“WETA waktu itu lagi hiring untuk ‘Tintin’ sama ‘Rise of the Apes.’ Lalu setelah itu saya ditelepon. Katanya, ‘Mau pindah ke Selandia Baru atau nggak? Saya grew up dengan Tintin, sewaktu masih kecil baca Tintin terus. Akhirnya saya nggak bisa nolak dan pindah ke sini tahun kemarin,” tutur Rini.
Film “The Adventures of Tintin” adalah film layar lebar Hollywood pertama di mana Rini ikut menjadi salah satu animatornya. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, tentunya juga membuat hati Rini senang.
“Waktu itu senang ya, pas diwawancara (untuk pekerjaan ini), lucunya karena saya di LA punya anjing dan Tintin ada karakter anjingnya, Snowy. (Mereka) agak-agak tertarik juga mungkin karena saya punya anjing jadi mungkin lebih tahu gerakannya anjing karena tiap hari melihat gerakannya. Senangnya dapat kesempatan untuk kerja di film sebesar Tintin. Apalagi dengan sutradaranya semacam Stephen Spielberg. Baru pertama kali ini kerja dengan sutradara terkenal,” ujarnya.
Walaupun begitu, Rini mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Stephen Spielberg. “Seminggu sekali, ada director review lewat video conference. Jadi melihatnya hanya dari video aja,” tambah Rini.
Orang Indonesia yang Terlibat
Dalam film “The Adventures of Tintin,” Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. “Kebetulan di film ini, saya mengerjain paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin,” ujar Rini.
Selain Rini, ternyata ada orang Indonesia lain yang terlibat di film Tintin. “Saya memang salah satu animatornya. Tapi setahu saya ada beberapa orang Indonesia yang juga terlibat,” kata Rini.
Ada sekitar 800 orang yang bekerja di perusahaan ini dan rupanya ada 3 orang Indonesia lainnya yang juga bergabung dengan perusahaan ini.
“Dua orang Indonesia lainnya yang terlibat di Tintin adalah Sindharmawan Bachtiar dan Eddy Purnomo. Kita beda departemen sih. Lalu ada satu lagi Amanda Pamela, tapi saya nggak tahu dia ikutan di Tintin atau tidak,” ujarnya.
Menurut dia, Sindharmawan dan Eddy Purnomo sudah lebih dulu bekerja di Weta. Sedangkan Rini sendiri baru bergabung di perusahaan tersebut pada 2011 ini.
Tantangan & Kebanggaan
Menggarap film yang memiliki tokoh terkenal seperti Tintin memiliki tantangan tersendiri. “Yang paling besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari aslinya,” tambahnya.
Penggarapan film ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu. Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini.
Melihat nama orang Indonesia di film sebesar Tintin tentunya merupakan kebanggaan tersendiri, terutama bagi orang tua Rini yang sudah nonton film “The Adventures of Tintin” di Indonesia.
“Begitu dengar bakal main di Indonesia, langsung saya suruh nonton. Orang tua kebetulan memang bukan orang yang sering nonton film. Mungkin pertama kali dalam jangka waktu sepuluh tahun dan Tintin film pertama yang mereka tonton. Mereka cukup bangga akan melihat nama (Rini) di big screen,” ujar wanita yang hobi fotografi, travelling dan climbing ini..
Rini mengaku orang tuanyalah yang selalu mendukung segalanya dalam hal karier dan kehidupan. “Mereka mendukung sewaktu saya sekolah dan waktu saya ngambil keputusan untuk sekolah lagi di bidang animasi, dan orang tua saya waktu itu sama sekali nggak ngerti animasi itu apa. Tapi, mereka percaya kalau pilihan Rini akan membuat Rini bahagia. Mereka mendukung penuh mulai dari bayar sekolah sampai mencari pekerjaan,” tambah Rini.
Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. “Sekarang lagi ngerjain film “The Avengers,” jadi kalau pada nonton film “Thor” dan “Captain America” dulu, ada klip-klipnya untuk “The Avengers.” Ini gabungan semua superhero,” jelasnya.
Pesan Rini terutama kepada sesama animator adalah untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Kalau memang ada perusahaan yang animator-animator Indonesian mau tembus, pelajarin tipe animasi mereka dan buat animasi yang seperti tipe yang mereka kerjakan. Lama-lama akan terbuka peluangnya.”
Untuk kontak Rini di vilen13@gmail.com. Bagi yang ingin berkunjung website portofolio ataupun blog pribadinya silakan kunjungi di alamat http://www.triyani.com/ (website portofolio Rini Sugianto) atau http://www.vilenanimation.blogspot.com/ (personal blog Rini Sugianto).
Sumber: voanews.com, danish56.blogspot.com, detiknews.com
Sebelumnya, wanita lulusan S2 dari Academy of Arts di San Francisco, California ini rela meninggalkan pekerjaan dan kehidupannya di Amerika dan pindah ke Selandia Baru, setelah mendapat tawaran untuk menggarap film yang disutradarai oleh Stephen Spielberg ini.
“WETA waktu itu lagi hiring untuk ‘Tintin’ sama ‘Rise of the Apes.’ Lalu setelah itu saya ditelepon. Katanya, ‘Mau pindah ke Selandia Baru atau nggak? Saya grew up dengan Tintin, sewaktu masih kecil baca Tintin terus. Akhirnya saya nggak bisa nolak dan pindah ke sini tahun kemarin,” tutur Rini.
Film “The Adventures of Tintin” adalah film layar lebar Hollywood pertama di mana Rini ikut menjadi salah satu animatornya. Ini merupakan prestasi yang luar biasa, tentunya juga membuat hati Rini senang.
“Waktu itu senang ya, pas diwawancara (untuk pekerjaan ini), lucunya karena saya di LA punya anjing dan Tintin ada karakter anjingnya, Snowy. (Mereka) agak-agak tertarik juga mungkin karena saya punya anjing jadi mungkin lebih tahu gerakannya anjing karena tiap hari melihat gerakannya. Senangnya dapat kesempatan untuk kerja di film sebesar Tintin. Apalagi dengan sutradaranya semacam Stephen Spielberg. Baru pertama kali ini kerja dengan sutradara terkenal,” ujarnya.
Walaupun begitu, Rini mengaku belum pernah bertemu langsung dengan Stephen Spielberg. “Seminggu sekali, ada director review lewat video conference. Jadi melihatnya hanya dari video aja,” tambah Rini.
Orang Indonesia yang Terlibat
Dalam film “The Adventures of Tintin,” Rini bertindak sebagai animator dengan andil paling besar. “Kebetulan di film ini, saya mengerjain paling banyak adegannya, total ada 70 shot di film Tintin,” ujar Rini.
Selain Rini, ternyata ada orang Indonesia lain yang terlibat di film Tintin. “Saya memang salah satu animatornya. Tapi setahu saya ada beberapa orang Indonesia yang juga terlibat,” kata Rini.
Ada sekitar 800 orang yang bekerja di perusahaan ini dan rupanya ada 3 orang Indonesia lainnya yang juga bergabung dengan perusahaan ini.
“Dua orang Indonesia lainnya yang terlibat di Tintin adalah Sindharmawan Bachtiar dan Eddy Purnomo. Kita beda departemen sih. Lalu ada satu lagi Amanda Pamela, tapi saya nggak tahu dia ikutan di Tintin atau tidak,” ujarnya.
Menurut dia, Sindharmawan dan Eddy Purnomo sudah lebih dulu bekerja di Weta. Sedangkan Rini sendiri baru bergabung di perusahaan tersebut pada 2011 ini.
Tantangan & Kebanggaan
Menggarap film yang memiliki tokoh terkenal seperti Tintin memiliki tantangan tersendiri. “Yang paling besar, adalah karena komiknya itu udah terkenal. Jadi orang-orang sudah familiar sama karakternya. Kita nggak bisa sembarangan mengubah ceritanya atau mengubah terlalu jauh dari aslinya,” tambahnya.
Penggarapan film ini juga memakan waktu yang tidak sebentar. “Animasinya sendiri, full production-nya mungkin sekitar setahun setengah. Tapi proyeknya sendiri sudah mulai sekitar empat tahun lalu. Tapi, untuk beberapa tahun pertama, mereka hanya mengerjakan ceritanya. Fokusnya adalah untuk mengerjakan storyboard sampai solid,” kata Rini.
Melihat nama orang Indonesia di film sebesar Tintin tentunya merupakan kebanggaan tersendiri, terutama bagi orang tua Rini yang sudah nonton film “The Adventures of Tintin” di Indonesia.
“Begitu dengar bakal main di Indonesia, langsung saya suruh nonton. Orang tua kebetulan memang bukan orang yang sering nonton film. Mungkin pertama kali dalam jangka waktu sepuluh tahun dan Tintin film pertama yang mereka tonton. Mereka cukup bangga akan melihat nama (Rini) di big screen,” ujar wanita yang hobi fotografi, travelling dan climbing ini..
Rini mengaku orang tuanyalah yang selalu mendukung segalanya dalam hal karier dan kehidupan. “Mereka mendukung sewaktu saya sekolah dan waktu saya ngambil keputusan untuk sekolah lagi di bidang animasi, dan orang tua saya waktu itu sama sekali nggak ngerti animasi itu apa. Tapi, mereka percaya kalau pilihan Rini akan membuat Rini bahagia. Mereka mendukung penuh mulai dari bayar sekolah sampai mencari pekerjaan,” tambah Rini.
Saat ini, Rini juga sedang menggarap animasi untuk film Hollywood lainnya. “Sekarang lagi ngerjain film “The Avengers,” jadi kalau pada nonton film “Thor” dan “Captain America” dulu, ada klip-klipnya untuk “The Avengers.” Ini gabungan semua superhero,” jelasnya.
Pesan Rini terutama kepada sesama animator adalah untuk tidak pernah putus asa dalam menggapai cita-cita. “Never give up. Kalau memang ada perusahaan yang animator-animator Indonesian mau tembus, pelajarin tipe animasi mereka dan buat animasi yang seperti tipe yang mereka kerjakan. Lama-lama akan terbuka peluangnya.”
Untuk kontak Rini di vilen13@gmail.com. Bagi yang ingin berkunjung website portofolio ataupun blog pribadinya silakan kunjungi di alamat http://www.triyani.com/ (website portofolio Rini Sugianto) atau http://www.vilenanimation.blogspot.com/ (personal blog Rini Sugianto).
Sumber: voanews.com, danish56.blogspot.com, detiknews.com
No comments:
Post a Comment