Pulau Jawa adalah pulau di wilayah Indonesiayang terpadat jumlah penduduknya. Tingginya pertumbuhan penduduk yang tinggal di Jawa juga berdampak terhadp semakin menyusutnya hutan yang tersisa di Pulau Jawa. Berdasarkan data laju deforestasi yang dikeluarkan oleh departemen kehutanan periode 2003-2006, diketahui bahwa laju deforestasi untuk Pulau Jawa sebesar 2500 ha/tahun atau (0,2%) dari total angka deforestasi indonesia. Jika dihitung secara konservatif dengan laju deforestasi tetap maka pengurangan jumlah hutan yang terjadi selama 2007-2010 saat ini adalah seluas 10.000 Ha.
Berkurangnya kuantitas dan kualitas hutan menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan satwa langka yang ada di Pulau Jawa. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh departemen kehutanan diketahui bahwa penyumbang terbesar terjadinya deforestasi untuk wilayah Pulau Jawa adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 438,1 ha/tahun dengan pembagian yaitu terjadi pada hutan primer 25,1 ha/tahun atau 5,7%, pada hutan sekunder 43,6 ha/tahun atau 9,9% dan pada hutan lainnya 369,5 ha/tahun; 84,3%.
Menyusutnya hutan itu bukan hanya mengancam keselamatan masyarakat, namun juga satwa endemik yang menghuni hutan di Jawa. Ancaman bagi masyarakat adalah berupa bencana banjir dan longsor. Sementara itu satwa endemik Jawa yang terancam punah akibat rusaknya hutan di Jawa antara lain lutung jawa (Trachypithecus auratus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comate), macan tutul (Panthera pardus), elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan merak (Pavo muticus). Satwa langka ini terancam punah bukan hanya karena hutan yang menjadinya habitat semakin berkurang, namun juga perburuan untuk diperdagangkan.
Berkurangnya kuantitas dan kualitas hutan menjadi ancaman serius bagi masyarakat dan satwa langka yang ada di Pulau Jawa. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh departemen kehutanan diketahui bahwa penyumbang terbesar terjadinya deforestasi untuk wilayah Pulau Jawa adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 438,1 ha/tahun dengan pembagian yaitu terjadi pada hutan primer 25,1 ha/tahun atau 5,7%, pada hutan sekunder 43,6 ha/tahun atau 9,9% dan pada hutan lainnya 369,5 ha/tahun; 84,3%.
Menyusutnya hutan itu bukan hanya mengancam keselamatan masyarakat, namun juga satwa endemik yang menghuni hutan di Jawa. Ancaman bagi masyarakat adalah berupa bencana banjir dan longsor. Sementara itu satwa endemik Jawa yang terancam punah akibat rusaknya hutan di Jawa antara lain lutung jawa (Trachypithecus auratus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comate), macan tutul (Panthera pardus), elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan merak (Pavo muticus). Satwa langka ini terancam punah bukan hanya karena hutan yang menjadinya habitat semakin berkurang, namun juga perburuan untuk diperdagangkan.
No comments:
Post a Comment