Metode Pembelajaran Discussion Starter Story. Keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar adalah kunci utama dalam mencapai tujuan belajar sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku. Tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Menurut Frobel dalam Sardiman, (2007:96) Secara alamiah anak mempunyai dorongan untuk mencipta sehingga dalam belajar anak harus bekerja secara mandiri bereksplorasi dan menggali informasi belajar.
Dalam dnamika kehidupan manusia berfikir dan berbuat merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajarsudah tentu tidak bisa meninggalkan dua kegiatan itu, berfikir dan berbuat. Seseorang yang telah berhenti berfikir dan berbuat diragukan eksistensi kemanusiaannya. Hal ini sekaligus menjadi hambatan dalam proses pendidikan yang bertujuan memanusiakan manusia.
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri dan membentuk diri sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan dierbuat anak didik (Sardiman, 2007:97).
Menurut Usman, (2005:74) aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan fisik dan mental yang mencakup: aktivitas visual (membaca, menulis, bereksperimen, demonstrasi), aktivitas verbal (bercerita, bertanya, membaca sajak, diskusi, menyanyi), aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan), aktivitas gerak (senam, menari, melukis) dan aktivitas menulis (mengarang cerita, membuat makalah, membuat surat, membuat resume). Menurut Rianto & Dhari, (1994) agar siswa terlibat aktif, diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkeseimbangan dan berkesinambungan dari berbagai macam hal yaitu mengarah pada interaksi yang optimal, menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan menggunakan berbagai macam variasi media, alat peraga.
Paham belajar aktif Siberman (2000) memberikan gambaran tingkatan aktivitas belajar dengan mengembangkan filsafat Konfosius, yaitu (1) Apa yang saya dengar saya lupa, (2) Apa yang saya dengar dan saya lihat, saya ingat sedikit, (3) Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman saya mulai paham, (4) Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, (5) Apa yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sosiologi yang meliputi (a) Keterlibatan dalam diskusi kelompok, (b) Aktivitas bertanya kepada guru dan kepada sesama siswa, (c) Aktivitas menjawab pertanyaan guru dan siswa lainnya, (d) Keberanian Mengungkapkan pendapat.
Metode Mengajar Diskusi
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide ataupun pendapat yang dilakukan beberapa orang yang tergabung dalam kelompok dan diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Dalam Diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Manfaat diskusi dalam kegiatan belajar antara lain sebagai berikut: (1) peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir; (2) peserta didik dapat berlatih mengeluarkan pendapat, ide, gagasan dan aspirasinya secara bebas; (3) peserta didik belajar bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat; (4) Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan siswa; (5) Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis dapat menghargai pendapat orang lain; (6) pelajaran menjadi lebih relevan dengan kebutuhan siswa (Sagala, 2005:208). Selanjutnya Sagala menjelaskan selain mempunyai manfaat, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan antara lain (1) kadang-kadang kegiatan diskusi menyita waktu sehingga dapat mengganggu pelajaran lain; (2) kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi maka kecenderungannya diskusi hanya menjadi kegiatan tanya jawab.
Di dalam ranah pendekatan kontekstual, kegiatan diskusi menjadi unsur penting, mengingat salah satu pilar pembelajaran kontekstual adalah masyarakat belajar. Masyarakat belajar adalah istilah yang berhubungan dengan proses kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Konsep ini menyarankan bahwa untuk mencapai tujuan belajar diperlukan kerjasama, sharing dan diskusi baik dengan sesama siswa. Melalui pendekatan kontekstual guru disarankan membentuk kelompok-kelompok belajar (Depdiknas, 2003).
Teknik Pembelajaran Discussion Starter Story
Teknik pembelajaran Discusion starter story merupakan salah satu teknik pembelajaran berbasis diskusi yang sangat baik diterapkan pada materi-materi yang dikemas dalam masalah-masalah nyata yang banyak terjadi dalam lingkungan siswa. Teknik ini memberikan informasi tentang masalah tertentu kepada peserta didik sehingga dengan informasi tersebut dapat mereka kenal, memahami dan dianalisis secara mendalam sehingga dapat ditemukan alternatif pemecahan masalah tersebut. Bahan belajar dapat diangkat dari bahan bacaan atau dari pengalaman langsung di lapangan (Sudjana, 2007:116). Selanjutnya Sudjana menguraikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik discussion Starter Story sebagai berikut:
Montessori juga menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri dan membentuk diri sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya. Pernyataan Montessori ini memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan dierbuat anak didik (Sardiman, 2007:97).
Menurut Usman, (2005:74) aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan fisik dan mental yang mencakup: aktivitas visual (membaca, menulis, bereksperimen, demonstrasi), aktivitas verbal (bercerita, bertanya, membaca sajak, diskusi, menyanyi), aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan), aktivitas gerak (senam, menari, melukis) dan aktivitas menulis (mengarang cerita, membuat makalah, membuat surat, membuat resume). Menurut Rianto & Dhari, (1994) agar siswa terlibat aktif, diperlukan keterlibatan secara terpadu, berkeseimbangan dan berkesinambungan dari berbagai macam hal yaitu mengarah pada interaksi yang optimal, menuntut berbagai jenis aktivitas peserta didik, strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan menggunakan berbagai macam variasi media, alat peraga.
Paham belajar aktif Siberman (2000) memberikan gambaran tingkatan aktivitas belajar dengan mengembangkan filsafat Konfosius, yaitu (1) Apa yang saya dengar saya lupa, (2) Apa yang saya dengar dan saya lihat, saya ingat sedikit, (3) Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman saya mulai paham, (4) Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan, (5) Apa yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran Sosiologi yang meliputi (a) Keterlibatan dalam diskusi kelompok, (b) Aktivitas bertanya kepada guru dan kepada sesama siswa, (c) Aktivitas menjawab pertanyaan guru dan siswa lainnya, (d) Keberanian Mengungkapkan pendapat.
Metode Mengajar Diskusi
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide ataupun pendapat yang dilakukan beberapa orang yang tergabung dalam kelompok dan diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah. Dalam Diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Manfaat diskusi dalam kegiatan belajar antara lain sebagai berikut: (1) peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir; (2) peserta didik dapat berlatih mengeluarkan pendapat, ide, gagasan dan aspirasinya secara bebas; (3) peserta didik belajar bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat; (4) Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan siswa; (5) Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratis dapat menghargai pendapat orang lain; (6) pelajaran menjadi lebih relevan dengan kebutuhan siswa (Sagala, 2005:208). Selanjutnya Sagala menjelaskan selain mempunyai manfaat, metode diskusi juga memiliki beberapa kelemahan antara lain (1) kadang-kadang kegiatan diskusi menyita waktu sehingga dapat mengganggu pelajaran lain; (2) kadang-kadang guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi maka kecenderungannya diskusi hanya menjadi kegiatan tanya jawab.
Di dalam ranah pendekatan kontekstual, kegiatan diskusi menjadi unsur penting, mengingat salah satu pilar pembelajaran kontekstual adalah masyarakat belajar. Masyarakat belajar adalah istilah yang berhubungan dengan proses kerjasama dalam mencapai tujuan belajar. Konsep ini menyarankan bahwa untuk mencapai tujuan belajar diperlukan kerjasama, sharing dan diskusi baik dengan sesama siswa. Melalui pendekatan kontekstual guru disarankan membentuk kelompok-kelompok belajar (Depdiknas, 2003).
Teknik Pembelajaran Discussion Starter Story
Teknik pembelajaran Discusion starter story merupakan salah satu teknik pembelajaran berbasis diskusi yang sangat baik diterapkan pada materi-materi yang dikemas dalam masalah-masalah nyata yang banyak terjadi dalam lingkungan siswa. Teknik ini memberikan informasi tentang masalah tertentu kepada peserta didik sehingga dengan informasi tersebut dapat mereka kenal, memahami dan dianalisis secara mendalam sehingga dapat ditemukan alternatif pemecahan masalah tersebut. Bahan belajar dapat diangkat dari bahan bacaan atau dari pengalaman langsung di lapangan (Sudjana, 2007:116). Selanjutnya Sudjana menguraikan langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik discussion Starter Story sebagai berikut:
- Guru menyiapkan bahan belajar berupa kasus/masalah sesuai dengan tujuan belajar yangtelah dirumuskan.
- Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan belajar yang akan dilakukan
- Guru membentuk kelompok-kelompok kecil, masing-masing kelompok kemudian menentukan pimpinan diskusi, notulen dan peserta
- Guru membagikan bahan belajar berupa permasalahan yang akan didiskusikan kepada semua kelompok.
- Masing-masing kelompok berdiskusi dan memecahkan permasalahan yang ada dengan menggali informasi dari sumber belajar yang tersedia.
- Guru membimbing kelompok-kelompok belajar yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah pembelajaran.
- Setelah diskusi kelompok kecil selesai, kemudian masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja kelompok kecil dalam diskusi kelas.
- Guru meminta salah satu siswa untuk merangkum hasil diskusi melncakup masalah yang didiskusikan dan alternatif pemecahannya.
- Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
No comments:
Post a Comment